Jumat, 07 Maret 2014

Membangun Karakter

MEMBANGUN KARAKTER

Disiplin diri merupakan hal penting dalam setiap upaya membangun dan membentuk karakter seseorang, sebuah organisasi, dan sebua masyarakat bangsa. Sebab dalam hubungannya dengan seseorang--karakter mengandung pengertian (1) suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang, sehingga membuatnya menarik dan antraktif; (2) reputasi seseorang; dan (3) 
seseorang yang unusual atau memiliki kepribadian yang eksentrik.                                                                                                                          
Dalam Kamus Poerwardamita, karakter diartikan sebagai tabiat; sifat-sifat kejiwaan; akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain.                                                                            
Dengan pengertian diatas dapat diartikan bahwa membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga “berbentuk” unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Ibarat sebuah huruf dalam alfabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain, demikianlah orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lain-lainnya ( termaksud dengan yang tidak/belum berkarakter atau “berkarakter”(tercela).                                                                                                                                             
 Kalimat itu boleh jadi merangkum sejarah hidupnya yang sangat inspirasional. Lewat pejuangan pamjang dan ketekunan yang sulit dicari tandingannya, ia kemudian menjadi salah seorang pahlawan besar dalam sejarah Amerikayang mendapatkan berbagai penghargaan di tingkat nasional dan internasional atas prestasi dan pengabdiannya (lihat homepage www.hki.org). Helen Keller adalah model manusia berkarakter (terpuji).                                                                                                             
Dan sejarah hidupnya mendemonstrasikan bagaimana proses membangun karakter itu memerlukan disiplin tinggi karena tidak pernah mudah dan seketika atau instan. Diperlukan refleksi mendalam untuk membuat rentetan moral choice (keputusan moral) dan ditindaklanjuti dengan aksi nyata sehingga menjadi praksis, refleksi, dan prektik. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi custom  (kebiasaan) dan membentuk waktu atau tabiat seseorang.                                        
Demikianlah makna penting sebuah karakter dan proses pembentukannya yang tidak pernah mudah melahirkan manusia-manusia yang tidak bisa dibeli. Ke arah yang demikian itulah pendidikan dan pembelajaran --termaksud pengajaran diinstitusi formal dan pelatihan di institusi non-formal--seharusnya bermuara, yakin membangun manusia-manusia berkarakter (terpuji), manusia-manusia yang memperjuangkan agar dirinya dan orang-orang yang dapat dipengaruhinya agar menjadi lebih manusiawi, menjadi manusia yang utuh atau memiliki integritasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar